Sabtu, 17 April 2010

AKU SELALU BERSAMAMU

C
erita kali ini penulis dapatkan karena terinspirasi dari sebuah video klip yang saya tidak tahu judulnya, arti syairnya, dan menggunakan bahasa apa, karena video ini juga tanpa sengaja saya dapatkan dari teman saya. Semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita.

Cerita ini diawali pada saat ada acara pemortetan di sebuah jalan dekat dengan salon. Ketika sedang sibuk pemotretan tanpa sengaja ada seorang perempuan sebut saja namanya May ling lewat pas di depan fotografer yang sedang asyik memotret modelnya. Dan “cret…” suara nyala lampu blitz kamera mengagetkan May Ling, secara reflex May Ling menoleh kearah sumber suara ia kaget dan sang fotografer pun kaget karena gambar yang didapat bukanlah gambar sang model tetapi gambar May Ling. Mengetahui hal itu May Ling tidak henti-hentinya meminta maaf kepada sang fotografer. Dan sang fotografer pun memaafkannya kemudian May Ling meninggalkan tempat tersebut menuju salon tempat ia bekerja dengan perasaan tidak enak dan malu.

Suatu hari sang fotografer datang kesalon untuk membersihkan rambut dan secara kebetulan May Ling bekerja disalon tersebut dan dia tersenyum melihat sang fotografer dari cermin didepannya karena saat itu ia sedang mengeringkan rambut pelanggannya. Setelah selesai melayani pelangan salonnya May Ling cepat-cepat mendekat ke sang fotografer yang pada saat itu telah berada di tempat pencuci rambut dan baru dilayani oleh pegawai salon lainnya, May Ling pun berkata kepada temannya agar supaya dia saja yang melayani sang fotografer dan akhirnya tugas tersebut diserahkan pada May Ling.

Kemudian May ling mulai menyirampan air di atas rambut sang fotografer dan mulai menuangkan shampo di atas kepala sang fotografer. Sambil membersihkan rambut sang fotografer dan mengosok-gosoknya May Ling mengenang peristiwa awal perjumpaan ia dengan sang fotografer sambil tersenyum-senyum sendiri dan May Ling baru tersadar dari lamunannya ketika sang fotografer menjerit kesakitan karena matanya kemasukan air disebabkan tangan May Ling yang penuh dengan shampo serta merta Manager Salon datang kearah suara dan kaget serta meminta maaf kepada sang fotografer dan pastinya May Ling dimarahin oleh Manager tersebut. Dengan suara yang terbata-bata May Ling meminta maaf kepada sang fotografer. Sang fotografer menoleh kearah pelayan salon dan dia kaget karena ia merasa kalau ia pernah melihat pelayan salon ini. Kemudian keduanya saling berkenalan dan saling bertanya tempat tinggal masing-masing tidak lupa May Ling menanyakan tempat kerja sang fotografer. Ternyata sang fotografer bernama Hansen. Setelah selesai membersihkan rambut kemudian Hansen pulang. Tanpa sengaja ia lupa membawa penutup kepalanya yang ia pakai ketika datang di salon.

Pada suatu siang May Ling datang kekantor Hansen untuk mengembalikan penutup kepala Hansen yang tertinggal di salon. Kebetulan Hansen ada dikantornya dan sedang sibuk memotret sebuah motor gede. May Ling bertanya kepada orang disana yang ternyata adalah asisten Hansen dan kemudian asisten tersebut memberitahu Hansen jika ada seorang perempuan yang mencarinya.

Hansen menemui orang yang mencarinya yang tidak lain adalah May Ling . Dia sempat kaget mengetahhui jika yang mencarinya adalah May Ling. May Ling langsung menyampaikan maksud kedatangannya dan memberikan penutup kepala yang ia bawa kepada Hansen. Sebagai ucapan terimakasih atas kebaikan May Ling mengantarkan penutup kepala miliknya Hansen menawarkan May Ling untuk berfoto di studionya. Awalnya May Ling malu-malu tapi karena Hansen sedikit memaksa akhirnya May Ling mau juga berfoto.

Setelah pertemuan di studio foto, pertemuan May LIng dan Hansen terus berlanjut terus mulai dari jalan-jalan biasa sampai May Ling di ajak Hansen untuk ikut balapan motor di lapangan sirkuit dengan sambil dibonceng Hansen dan May Ling pun mengiyakan. Hari itu merupakan hari yang bahagia disamping Hansen dna May Ling memenangi balapan motor May Ling pun merasa gembira bisa berdekatan dengan seseorang yang ia sukai sejak pertemuan pertamannya.

Kebahagian May Ling tidak berhenti sampai di situ. Hansen suka mengajak May Ling main Kestudionya untuk melihat-lihat proses pencetakan foto dan mengamati wajahnya di foto hasil jepretan Hansen. Tanpa sengaja May Ling melihat sebuah foto dirinya dengan pose sedang ingin mencium (tanpa objek) timbullah ide May Ling untuk menyobeknya dan ditempelkan ke foto Hansen yang sedang berdiri sendiri yang akhirnya tampak seperti gambar seorang wanita yang ingin mencium lelaki didalam foto tersebut. Kemudian foto tersebut ditempelkan May Ling didinding dekat meja kerja Hansen.

Pada suatu malam, Hansen sedang sibuk mencetak foto hasil jepretannya, ketika ia sedang menuangkan cairan keras untuk mencetak foto ternyata telphonnya berdering, dilihatnya dari May Ling dan langsung diangkatnya. Ternyata May Ling minta dijemput disalonnya karena hari hujan dan sudah malam sedangkan ia tidak membawa payung. Mendengar permintaan tersebut Hansen langsung meletakkan botol cairan keras tersebut ditempat ia mengambilnya tanpa menutup botol kembali.

Di depan salon May Ling menunggu Hansen dengan penuh harap sambil memperhatikan kedekatan sepasang kekasih yang lewat dihadapannya berpayungkan sebuah payung. May Ling sempat berandai jika pasangan kekasih itu adalah ia dan Hansen. Tak lama kemudian Hansen datang gembiralah hati May Ling. Namun kebahagiaan May Ling sempat ternodai karena ternyata Hansen membawa dua payung dan menyerahkan payung yang ia pakai ke May Ling dan ia memakai payung yang satunya lagi. Melihat itu May Ling marah dan melempar payungnya ke jalanan dan ia berjalan cepat meninggalkan Hansen karena yang ia harapkan Hansen dan dia bisa seperti sepasang kekasih yang sempat ia lihat di depan salon tadi.

Sambil heran Hansen mengejar May Ling dan memayunginya tetapi May Ling tetap marah dan karena terus dibujuk rayu Hansen akhirnya May Ling mau menggunakan payung dan berjalan menuju rumah studio Hansen yang tidak jauh dari salon.

Sesampainya di studio Hansen, May Ling mengeringkan tubuhnya dan kepalanya karena sempat terkena air hujan. Hansen memberikan segelas minuman kemudian meninggalkan May Ling karena ia ingin mengeringkan badannya dan berganti pakaian dan May Ling meminumnya sambil melihat-lihat foto. May Ling asyik melihat-lihat foto dan meletakan gelasnya diatas meja dekat foto-foto tersebut. Sangking asiknya tak sengaja siku lengannya menyentuh gelas dan menumpahkan isinya dengan serta merta May ling membersihkan tumpahan minumannya dengan bajunnya dan baru tersadar ketika ia melihat bajunya jadi basah. Ia pun melihat kekan-kekiri apakah ada baju yang bisa ia pakai karena tidak mungkin ia memakai baju yang telah basah. Dan akhirnya ia mendapatkan baju Hansen yang tergantung tidak jauh dari meja dan langsung ia pakai.

Tidak lama setelah May Ling ganti baju, Hansen datang dan sempat kaget melihat May Ling memakai bajunya dan bertanya ada apa gerangan kok May Ling memakai bajunya kemudian May Ling menjelaskan apa yang telah terjadi. Hansen dapat mengerti. Hansen memuji kecantikan May Ling dan ingin memotretnya dengan sedikit malu May Ling mengiyakan dan Hansen pun sedikit membenarkan rambut May Ling.

Pada saat Hansen memotret May Ling ternyata film di kameranya habis Hansen pun minta maaf dan ingin mengambil film baru. Tetapi buru-buru May Ling menawarkan jasanya untuk mengambilkan roll film karena dia tahu dimana letaknya. Sambil tersenyum Hansen menganggukakn kepalanya. May Ling pergi mengambil roll film, karena tempatnya agak tinggi May ling agak kesulitan meraih roll film, tanpa sengaja tangannya menyenggol sebuah botol yang ada di dekat roll film yang berisi cairan keras untuk mencetak film dan cairan itu pun jatuh tertumpah tepat di muka May Ling dengan serta merta May Ling menjerit Kesakitan.

Mendengar suara jeritan May Ling, Hansen langsung mendekati suara tersebut dan ia mendapati May Ling yang menjerit kesakitan sambil mengucek-ngucek matanya dan didekatnya terdapat botol cairan untuk mencetak film dengan kagetnya melihat kejadian tersebujt Hansen pun langsung membopong May Ling dan mengantarkannya ke rumah sakit terdekat . Selama di perjalan sampai di UGD May Ling tidak berhenti menjerit kesakitan.

Setelah ditangani oleh dokter dan May Ling sudah tenang. Ada kabar yang tidak mengenakan dari dokter . Bahwa akibat dari cairan yang mengenai wajahnya, May Ling kehilangan kedua matanya dan tidak bisa diobati kecuali ada orang yang mau mendonorkan matanya. Mendengar penuturan dokter Hansen merasa bersalah dan sangat terpukul. Ia pulang ke studionya dan duduk di meja kantornya disaat ia sedang melamun tanpa sengaja ia melihat sebuah foto yang tertempel di dinding dan ia lihat foto tersebut adalah dirinya dan seorang wanita yang ingin menciumnya yang tidak lain adalah May Ling melihat foto tersebut ia semakin merasa bersalah dan kemudian ia pergi kesirkuit dan ikut balapan bersama teman-teman satu gengnya di dalam balapan orang-orang terkejut Karena tidak pernah melihat Hansen secepat ini mengendarai motor dan pastinya memenangi balapan.

Setelah sampai di finish Hansen tidak menghiraukan temannya dan langsung kembali kestudionya. Setelah duduk lama, ia mengemasi barang-barangnya dan pergi menemui asistennya dan berkata jika ia ingin meninggalkan pekerjaanya dan tidak akan kembali ke studio itu lagi. Dengan sedikit kecewa dan marah karena tidak jelas alasan atasannya sang asisten tidak memperdulikan kepergian Hansen.

Tidak berapa lama terdengar kabar bahwa May Ling dinyatakan bisa melihat lagi lewat operasi. Semua temannya datang dan menyambutnya dengan sebuah kue tar yang dihiasi kembang api yang melambangkan kesembuhan mata May Ling. Tetapi kebahagiaan May Ling terasa kurang karena ia tidak melihat Hansen disampingnya.

Berhari-hari May Ling memikirkan Hansen mengapa ia tidak hadir ketika balutan dimatanya di buka. Terkadang May Ling menangis jika teringat kenangannya bersama Hansen dan saat ia merindukan kebersamaan itu.

Suatu hari May Ling main ke kantor studio Hansen dan ia tidak mendapati Hansen di sana ketika bertanya kepada asistennya, ia mendapatkan berita bahwa Hansen telah lama tidak berada disana dan tidak diketahui kemana ia pergi. May Ling pun semakin sedih ketika ia melihat foto yang ia tempelkan di dinding meja kerja Hansen telah sobek dan hanya ada fotonya saja.

Hari berlalu waktu berganti May Ling masih sendiri dan beraktifitas seperti biasa. Namun May Ling sering menelusuri jalan dan mendatangi tempat-tempat dimana ia dan Hansen sering bersama untuk mengenang kebersamaan mereka berdua.

Suatu hari May Ling main ke sirkuit balap dimana ia dan Hansen dulu sering juga kesana. Ia lewati setiap inci daerah tersebut. Pada satu tempat ia melihat ada seorang yang sedang bermain dengan anjing karena terlihat menarik menurut May Ling dia pun mendekati orang tersebut.

Ketika semakin dekat dia merasa mengenali orang yang dihadapannya, tetapi ia tidak mau terburu-buru mengambil kesimpulan. Semakin dekat jantungnya semakin berdetak kencang seolah-olah memberi tanda bahwa orang tersebut adalah orang yang ia cari selama ini. Angin pun bertiup kearah May Ling sambil membawa sebuah foto dan jatuh tidak jauh dari May Ling. Orang tersebut meraba-raba disekitar tempat duduknya seakan ia tidak bisa melihat dan benar ternyata orang tersebut buta.

Jantung May Ling pun semakin berdetak, tubuhnya pun gemetar karena jika benar orang ini benar Hansen mengapa ia bisa buta. Apakah karena kecelakaan balapan atau apa?. Kemudian May Ling mengambil foto yang terletak tidak jauh dari tempat ia berdiri. Betapa terkejutnya May Ling ketika foto itu ia ambil ternyata gambar yang ada di dalam foto tersebut adalah gambar dirinya. Bercucuran lah air matanya dan dengan cepat ia menutup mulutnya agar suara tangisnya tidak sampai terdengar oleh orang yang dihadapannya. Lalu May Ling memberikan foto tersebut kepada orang tersebut. Dan orang tersebut mengucapkan terima kasih kepada May Ling dan mengatakan bahwa: “orang yang ada didalam foto ini adalah orang yang sangat ia cintai dan telah lama tidak berjumpa dengannya dan ia pun merasa bersalah kepada wanita ini.”

May Ling pun bertanya, “Apa yang menyebabkan mata tuan menjadi buta?” Hansen pun masih belum sadar bahwa yang bertanya adalah May Ling dan ia pun menjawab, “Bahwa ia merasa bersalah dan untuk menebus kesalahannya ia relakan mendonorkan kedua matanya untuk orang yang ia cintai.” May Ling bertanya kembali “Apakah anda tidak merasa rugi dan menyesal atas tindakan yang telah anda lakukan?” Hansen pun menjawab: “ Saya tidak akan pernah menyesal, walaupun tidak bisa melihat dan mungkin May Ling tidak lagi mencintainya tetapi aku selalu bersamanya karena mataku ada didalam tubuhnya.”

Dengan suara yang berat dan cucuran air mata May Ling memeluk Hansen dan sempat membuat Hansen hampir terjatuh karena kaget menerima pelukan May Ling, dalam tangis May Ling berkata: “Hansen Aku adalah May Ling orang yang kau ceritakan” Hansen pun terkejut dan tubuhnya pun gemetar air matanya pun mengalir dan tiba-tiba Hansen melepaskan pelukan May Ling yang membuat May Ling terkejut. Dan bertanya “mengapa Hansen melepaskan pelukkannya?” Hansen pun menjelaskannya bahwa May Ling bisa mencari orang yang lebih sempurna dan Hansen pun segera memanggil sopirnya dan masuk kedalam mobilnya.

Dengan masih tatapan heran May Ling mendengarkan kata-kata Hansen dari dalam mobil sebelum mobilnya melaju kencang meninggalkannya “ May Ling walaupun aku tidak menjadi pendamping hidupmu tapi aku selalu bersamamu.” Mendengar kata-kata perpisahan dari Hansen, May Ling menangis sejadi-jadinya.

“MEMANG CINTA TIDAK SELALU MEMILIKI”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Followers