Selasa, 16 Maret 2010

SEBUTIR PASIR DI KUKU KAKI FIKRI

K
etika melihat judul di atas, dalam pikiran pembaca sudah muncul sebuah pertanyaan “apa yang terjadi pada kaki Fikri ?” atau “Ngapain tuh pasir di kaki Fikri?” atau yang lebih ekstrim (minjem istilah akhi Farid) Emang gue pikirin kayak kurang kerjaan aja?” atau yang lainnya terserah deh apa yang pembaca pikirin.
Kisah judul di atas berawal ketika saya seperti biasa keluar kamar untuk membangunkan para tholabah untuk sholat lail. Ketika pintu saya buka, saya sedikit kaget karena ada akhi Fikri yang lagi duduk di bangku depan kamar sambil melakukan sesuatu. “Fikri?!” sapa saya padanya. “ Ya, tadz” jawabnya. Kemudian saya bertanya: “Lagi ngapain ?” dia pun menjawab: “Bersihin pasir masuk kekuku kaki, gak bisa tidur tadz!. Kemudian saya berlalu dan mulai membangunkan para Tholabah. Banguuun....!!! Banguuun........!!!
Demikianlah sepenggal cerita pengawal tulisan ini. Mungkin bagi sebagian pembaca cerita di atas hal yang biasa, tidak ada yang aneh dan seru apalagi ekstrim atau narsis. Tapi coba deh kita perhatikan perkataan akhi Fikri: “Bersihin pasir yang masuk kekuku kaki, gak bisa tidur tadz!. Kemudian kita tadaburi perkataan ini. Ada dua kalimat yang harus kita renungi dari perkataan akhi Fikri;
“Bersihin pasir yang masuk kekuku kaki...” kita semua tahu pasir adalah salah satu ciptaan Allah swt yang kecil. Apalagi kita para penghuni kawah condrodimuko (PUTM, X-Urang) pastinya setiap saat berbaur dengan namanya pasir. Dan permasalahan dimulai ketika si pasir mampir masuk ke kuku kita, Emang sih, jika masih baru masuk belum terasa apa-apa dan kita pun merasa enjoy aja kayak gak ada masalah dengan si pasir, ya gak coy : -).
Sekarang coba kita analogikan jika pasir tersebut adalah dosa yang mungkin kita anggap kecil. Pertamanya sih gak terasa, namun lama kelamaan akan menjadi sesuatu yang luar biasa. Sebagai contoh jika suatu waktu kita menghosob sendal teman kita, sekali dua kali sih gak masalah. Tetapi jika di lakukan secara rutin minimal yang terjadi adalah menghosob sandal secara berjama’ah ( waw jama’ah kata akhi Akbar), bahkan yang lebih fatal dan buruk buat institusi kita jika ada sandal tamu yang di ghosob (pernah gak ya ini terjadi di PUTM?), maka dampaknya bukan hanya merugikan individu pelaku, tetapi PUTM bahkan PP Muhammadiyah -capek deh-.
Contoh di atas baru salah satu dari sekian banyak hal yang kita agap kecil/sepele. Bagaimana dengan yang lain? Akibat apa yang ditimbulkan olehnya? Mari kita renungi bersama.
” Gak bisa tidur tadz”!. Siapa pun akan merasakan hal yang sama seperti apa yang dirasakan oleh akhi Fikri. Bilamana kuku kaki kita kemasukan pasir walaupun sebutir, membuat kita gak bisa tidur dan sibuk berusaha bagaimana agar pasir tersebut bisa keluar dari kuku kaki kita. Bahkan kita rela kaki kita tusuk dengan peniti atau jarum yang akhirnya membuat kuku kita harus di kompres pakai Revanol karena bengkak yang disebabkan aksi kita yang ekstrim ketika mencungkil pasir dari kuku kaki kita agar ia bisa lepas.
Sungguh besar usaha yang kita lakukan untuk membebaskan rasa sakit kaki kita yang di sebabkan oleh pasir yang masuk ke kuku kaki kita. Sungguh mulia sekiranya usaha yang kita lakukan ini sama dengan usaha kita untuk menghilangkan dosa dari diri kita, betapa sholehnya kita jika mata ini tidak bisa terpejam dikarenakan memikirkan dosa yang telah kita lakukan dan hati dan pikiran kita pun bekerja untuk memikirkan bagaimana caranya agar kita bisa menebus/terbebas dosa-dosa yang telah kita lakukan.
Emang sih kita hanyalah manusia biasa yang tak luput dari dosa, namun hal tersebut bukan berarti kita bisa dengan mudahnya melakukan dosa yang mungkin kita anggap kecil, karena kita memiliki penyaring berupa akal dan hati. Allah swt berfirman dalam surat al-Lail ayat 8-10:
”Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya”.
Rasulullah saw pun telah bersabda:
”Di dalam tubuh manusia ada segumpal daging, apabila ia baik maka baik pula semuanya. Jika ia rusak maka rusak pula semuanya. Dan ingatlah bahwa ia adalah hati. (HR. Bukhori dan Muslim)
Yuuk, kita hilangkan pasir dari kaki kita, biar bisa tidur dan gak sakit lagi : -)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Followers